Rukn al-Yamani
Rukn al-Yamani (bahasa Arab: الركن اليماني; "Sudut Yaman") mengacu pada sudut barat daya Ka'bah. Terletak di seberang Hajar al-Aswad. Namanya berasal dari fakta bahwa ia menghadap Yaman. Menurut tradisi Nabi صلى الله عليه وسلم, Rukn al-Yamani, seperti Hajar al-Aswad, memiliki kemampuan untuk membebaskan dosa. Adalah sunnah untuk menyentuh sudut, jika memungkinkan, selama Tawaf.

Sudut Ka'bah
Empat penjuru Ka'bah adalah sebagai berikut:
-
Sudut Batu Hitam: Ini menandai titik awal dari setiap sirkuit Tawaf dan dibedakan dengan keberadaan Hajar al-Aswad (Batu Hitam).
-
Sudut Irak: Diposisikan setelah melewati Hijr Ismail (Hateem), ini adalah tikungan kedua yang dilalui oleh para peziarah.
-
Sudut Shami: Menghadap ke utara menuju Suriah, ini adalah sudut ketiga yang ditemui para peziarah.
-
Sudut Yaman: Menghadap ke selatan menuju Yaman, tikungan ini mewakili tahap akhir sirkuit. Peziarah sering berusaha menyentuh atau menciumnya sebagai tindakan yang diberkati selama Tawaf mereka.
Pojok Yaman adalah sudut Ka'bah paling berbudi luhur kedua setelah Pojok Batu Hitam.
Keutamaan Rukun Yamani
Abdullah ibn Umar Saya meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
Memang, Sudut (Rukn al-Yamani) dan Maqam (Maqam Ibrahim) adalah dua permata dari permata surga. Allah menghapus lampu-lampu mereka, dan jika lampu-lampu mereka tidak dihapus, mereka akan menerangi apa yang ada di antara Timur dan Barat. [Diriwayatkan dalam Jami' al-Tirmidzi]
Ibnu Umar juga menyebutkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
Menyentuh Batu Hitam dan Sudut Yaman memang menghapus dosa. [Diriwayatkan dalam Musnad Ahmad]
Selain itu, ia melaporkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
Pada Hari Penghakiman, Rukn al-Yamani akan muncul lebih besar dari [gunung bernama] Abu Qubais, dengan dua lidah dan dua bibir. [Diriwayatkan dalam Musnad Ahmad]
Abu Hurairah Saya meriwayatkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
Sudut Yaman memiliki tujuh puluh malaikat yang ditugaskan untuk menjaganya. Maka siapa pun yang berkata, 'Ya Allah! Saya meminta pengampunan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Ya Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia ini, baik di akhirat, dan selamatkan kami dari hukuman api neraka, kata para malaikat, amin.' [Diriwayatkan dalam Sunan ibn Majah]
Doa dalam riwayat ini adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
Ya Allah! Saya meminta pengampunan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Ya Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia ini, baik di akhirat, dan selamatkan kami dari hukuman api neraka.
Nabi Muhammad dan Rukun Yamani
Ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم melakukan Tawaf, dia akan menyentuh Rukn al-Yamani di setiap sirkuit.
Abdullah ibn Umar berkata:
Rasul Allah صلى الله عليه وسلم tidak lalai menyentuh Rukn al-Yamani dan Hajar al-Aswad dalam setiap kelilingnya. [Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud]
Ketika Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berjalan di antara Rukn al-Yamani dan Hajar al-Aswad, dia akan membaca ayat berikut dari Al-Qur'an:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
Ya Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia ini, baik di akhirat, dan selamatkan kami dari hukuman api neraka. [Surah al-Baqarah, 2:201]
Oleh karena itu, adalah sunnah untuk menyentuh Rukn al-Yamani selama Tawaf dan melafalkan dua yang disebutkan di atas setelah melewatinya. Jika menyentuh Sudut Yaman tidak memungkinkan, seseorang harus melanjutkan dengan Tawaf seperti biasa.
Insiden Sejarah
Selama era Fatimiyah, catatan sejarah menunjukkan bahwa potongan-potongan Sudut Yaman ditempelkan menggunakan paku. Pada tahun 1040 H (1630 M), selama pemerintahan Sultan Murad IV, tepi batu di Sudut Yaman patah. Untuk memperbaiki kerusakan, timah cair digunakan untuk mengisi celah, dan bagian yang rusak dipasang kembali.